SOP Manajemen Risiko Pencegahan dan Penanganan DBD dan Cikungunya untuk Warga Desa Payaman
Pendahuluan
Magelang (8/8). Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya adalah penyakit yang sering menjadi ancaman kesehatan di Indonesia, khususnya di daerah dengan iklim tropis. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang berkembang biak di lingkungan yang tidak bersih. Untuk mengatasi ancaman ini, Tim II KKN (Kuliah Kerja Nyata) Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) telah menyusun Standard Operating Procedure (SOP) untuk manajemen risiko pencegahan dan penanganan DBD dan Chikungunya. Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam mencegah dan menangani kedua penyakit ini.
Tujuan
SOP ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada warga desa dalam mencegah dan menangani risiko Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Cikungunya, serta memastikan lingkungan yang sehat dan aman bagi seluruh warga.
Metodologi
SOP ini disusun berdasarkan penelitian dan pengalaman lapangan yang dilakukan oleh Tim II KKN Mahasiswa Undip. Beberapa langkah utama yang diambil dalam penyusunan SOP ini meliputi:
1. Survei dan Pemetaan: Mengidentifikasi daerah rawan DBD dan Chikungunya melalui survei lapangan dan pemetaan kasus.
2. Sosialisasi dan Edukasi: Pembuatan SOP Manajemen Risiko Pencegahan dan Penanganan DBD dan Chikungunya, Sosialisasi dan Pembuatan Spray Anti Nyamuk
3. Pengawasan dan Evaluasi: Melakukan Pembuatan Formulir Pemantauan Jentik Nyamuk
Implementasi
Tim II KKN Mahasiswa Undip bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, puskesmas, dan masyarakat setempat, untuk memastikan implementasi SOP berjalan efektif. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan meliputi:
1. Penyuluhan Kesehatan: Mengadakan penyuluhan tentang gejala, penularan, dan cara pencegahan DBD dan Chikungunya.
2. Pembuatan Spray Anti Nyamuk: Praktek Membuat Spray Anti Nyamuk Berbahan Alami.
3. Monitoring dan Evaluasi: Melakukan monitoring berkala terhadap perkembangan situasi kesehatan di masyarakat serta efektivitas dari program yang telah dijalankan.
Hasil dan Dampak
Pelaksanaan SOP ini telah memberikan dampak positif di masyarakat, antara lain:
1. Peningkatan Kesadaran: Masyarakat menjadi lebih sadar dan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan serta melakukan tindakan pencegahan.
2. Kolaborasi Masyarakat: Meningkatnya kolaborasi antara masyarakat, mahasiswa, dan pihak-pihak terkait dalam menjaga kesehatan lingkungan.
Kesimpulan
SOP Manajemen Risiko Pencegahan dan Penanganan DBD dan Chikungunya yang disusun oleh Tim II KKN Mahasiswa Undip telah berhasil meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mencegah dan menangani DBD dan Chikungunya. Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Dengan terus melakukan monitoring dan evaluasi, diharapkan program ini dapat menjadi model yang dapat diterapkan di daerah lain untuk mengurangi risiko penyakit DBD dan Chikungunya.
Rekomendasi
Beberapa rekomendasi untuk keberlanjutan program ini meliputi:
1. Pelatihan Berkelanjutan: Mengadakan pelatihan berkelanjutan untuk kader kesehatan dan masyarakat tentang pencegahan DBD dan Chikungunya.
2. Peningkatan Infrastruktur: Meningkatkan infrastruktur kesehatan dan sanitasi di masyarakat.
3. Dukungan Pemerintah: Memperoleh dukungan yang lebih kuat dari pemerintah daerah dalam hal penyediaan sumber daya dan fasilitas.
Dengan implementasi yang konsisten dan dukungan yang berkelanjutan, program pencegahan dan penanganan DBD dan Chikungunya ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Penulis : Ibnu Rifky
DPL : Nikie Astorina Y.D., SKM, M.Kes
Lokasi : Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang