Stunting masih menjadi masalah dan perhatian serius di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil. Stunting atau kekurangan gizi kronis dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik anak dan perkembangan kognitifnya. Stunting akan berdampak panjang pada kualitas hidup dan produktivitas generasi yang akan datang. Stunting dapat dicegah dengan kerja sama yang baik antar segala sektor, salah satunya sektor agribisnis. Agribisnis mencakup semua aktivitas dalam pertanian, mulai dari produksi hingga distribusi. Sektor agribisnis berperan penting dalam menyediakan akses pangan bergizi yang dibutuhkan untuk mencegah stunting.
Menyadari urgensi tersebut mahasiswa KKN TIM II UNDIP Anista wati sebagai mahasiswa jurusan agribisnis ikut berkontribusi dalam Program KKN yang berfokus pada penanganan stunting di Desa Payaman dengan program kerja “Gizi Seimbang, Generasi Gemerlang: Upaya Cegah Stunting di Desa Payaman”. Dalam program ini mahasiswa mengambil kontribusi untuk menyediakan contoh makanan PMT bagi balita stunting di Desa Payaman. PMT ynag diberikan berupa sup kaldu ceker ayam dan sayur.
Ceker ayam merupakan salah satu jenis produk yang mampu menyediakan kalsium dengan jumlah yang tinggi yaitu sebesar 314,25 mg/kg. Pengolahan ceker ayam perlu dilakukan karena banyaknya anak usia dini yang tidak menyukai rasa ceker ayam. Pelatihan pembuatan kaldu tinggi kalsium dari ceker ayam perlu dilakukan untuk menambah Add Value dan meningkatkan minat makan anak terhadap ceker ayam. Pengolahan ceker ayam sebagai kaldu dapat divariasikan dengan berbagai produk yang mengandung gizi tinggi seperti sayuran dan dikolaborasikan dengan pemberian nasi.
Program ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2024 di Kantor Balai Desa Payaman dengan didihadiri oleh 52 peserta yang terdiri atas ibu dan balita yang terindikasi stunting, kader posyandu dan remaja. Program ini dilasksanakan dengan beebagai rangkaian acara mulai dari pemberian pre test dan post test untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta sebelum dan setelah pemberian materi terkait stunting, penyampaian materi stunting dan pernikahan dini, penayangan video pembuatan PMT dan pembagian PMT kepada balita yang terindikasi stunting di Desa Payaman.
Berdasarkan hasil pre test dan post test yang dilakukan, didapat kesimpulan bahwa terjadi peningkatan sebanyak 20�ri tingkat pengetahuan peserta setelah penyampaian materi. Hasil tingkat pengetahuan peserta dilihat dari pres test yang dilakukan sebelum penyampaian materi sebesar 60%. Setelah penyampaian materi dilakukan post test dengan soal yang sama yang diberikan ketiika pre test dan didapat hasil tingkat pengetahuan peserta meningkat menjadi 80%.