Desa PAYAMAN

Payaman, Secang, Kabupaten Magalang, Menurut WHO (2015), stunting dapat diartikan sebagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK. Stunting menjadi kondisi yang harus segera ditangani karena memiliki dampak yang buruk, salah satunya dampak ekonomi, dampak kesehatan, dan lain sebagainya. Menurut Data Kompas, angka stunting di Provinsi Jawa Tengah mencapai angka 20,8 persen. Angka ini merupakan angka stunting yang cukup tinggi. Sebagai salah satu upaya penurunan dan pencegahan stunting, maka KKN TIM II Undip Desa Payaman mengadakan program yang berjudul “Gizi Seimbang, Generasi Gemilang: Upaya Cegah Stunting di Desa Payaman.” Program kerja ini dihadiri oleh 52 audiens dan dilaksanakan di kantor Kepala Desa Payaman pada pukul 14,00-16.30 WIB. Dalam program kerja ini, melibatkan 9 Mahasiswa KKN undip, salah satunya mahasiswa Fakultas Hukum. Pada kesempatan ini, saya sebagai mahasiswa fakultas hukum, memberikan edukasi terkait pentingnya mencegah pernikahan diri. Seperti yang kita ketahui, bahwa perikahan dini merupakan salah satu penyebab stunting. Pemaparan materi pernikahan dini terdiri dari pengertian perkawinan, pengertian perkawinan dini, dasar hukum perkawinan di Indonesia, dampak-dampak pernikahan dini, dan cara-cara mencegah pernikahan dini. Harapannya, masyarakat dapat lebih berfikir secara matang terkait pencegahan pernikahan dini sebagai upaya pencegahan stunting dan pentingnya menurunkan angka stunting di Desa Payaman.

Penulis: Raden Roro Shinta Almira Nirboyo